Rejeki Macet, inilah Penyebabnya Menurut Kepercayaan Muslim Jawa




Setiap orang menginginkan rejekinya lancar. Dari mulai pedagang, pegawai, karyawan, petani, hingga buruh tentu mengharapkan rejekinya lancar. Namun yang ada, seringkali rejeki rasanya seret dan sulit. Selalu saja hal-hal yang mestinya mendatangkan rejeki menuai kegagalan. Seribu cara dan usaha sudah dilakukan, namun rejeki tetap macet. Menurut kepercayaan muslim jawa, simak tulisan ini hingga selesai, inilah penyebab dari rejeki macet

Tanda Rejeki Anda Macet

Ada banyak macam rejeki.  yang dimaksud dengan rejeki adalah bisa berupa uang, kesehatan, kesempatan, keluarga, anak, dan lain sebagainya. Namun pandangan secara umum, yang dimaksud rejeki adalah hal-hal yang berkaitan dengan keungan. Rejeki adalah uang, yang dengannya segala hajat serta kebutuhan hidup dapat ditutupi dan ditunaikan.

Ada banyak tanda bahwa rejeki seseorang sedang macet atau sedang sulit. Di antaranya: 

  1. Sulit mendapat pekerjaan
  2. Sulit dapat orderan
  3. Uang di luar sulit masuk
  4. Modal habis laba tidak ada
  5. Proyek tidak jadi atau gagal
  6. Orderan batal
  7. Order datang barang tak ada
  8. Sulit dapat modal

Penyebab Rejeki Macet Menurut Muslim Jawa

Selain merujuk banyak hadits Rasulullah yang berkaitan dengan rejeki seseorang, beredar pula kepercayaan atau keyakinan adat masyarakat muslim jawa tentang hal itu. Di antara beberapa kepercayaan muslim jawa tentang penyebab rejeki seseorang macet itu adalah:

1. Terlalu banyak tidur; 

Pertama, yang menjadikan rejeki seret adalah terlalu banyak tidur. Nyaris tak logis dan tak ada korelasi antara terlalu banyak tidur dengan rejeki yang suka macet. Tapi itulah keyakinan muslim jawa. Jika seseorang terlalu banyak tidur maka rejekinya seret. Sebaliknya, jika seseorang jarang tidur atau sedikit tidurnya, maka rejekinya lancar.

2. Tidur di pagi hari

Kedua, suka tidur di pagi hari selepas solat subuh. Keyakinan ini selaras dengan kepercayaan islam yang bersumber dari hadits Rasulullah sallalahu alaihi wasallam. Meski sedikit berbeda dalam pengungkapannya. Dalam masyarakat sunda, dikenal bahasa " tong sare ti isuk, bisi rejekina dipacok hayam". Artinya, Jangan tidur pagi hari, nanti rejekinya dimakan ayam. Pun dalam kepercayaan masyarakat jawa demikian. 

3. Malas silaturrahim

Ketiga, malas silaturrahim. Tak dipungkiri, silaturrahim adalah salah satu pembuka rejeki. Dalam masyarakat muslim jawa diyakini demikian. Selaras dengan keyakinan islam, silaturrahim mempunyai hikmah dipanjangkan umur dan dibukakan pintu-pintu rejeki. 

Hal itu sangat logis, dimana silaturrahim memiliki padanan dalam keilmuan modern dengan membangun koneksi link and match. Semakin banyak link yang dibangun dengan baik, maka peluang datangnya rejeki akan semakin besar. Itu pula ilmu yang diajarkan dalam dunia bisnis modern di kampus dan universitas. 

4. Beurat birit/Malas

Ketiga, yang menjadi penyebab sulitnya rejeki adalah beurat birit. Dalam bahasa sunda, beurat birit diartikan orang yang malas bergerak dan inginnya diam saja, duduk saja, tak mau berusaha, sulit diatur, tidak mau disuruh. Gambaran-gambaran itu menyiratkan orang yang malas. 

Ada lagi istilah, bujur aseupan. Artinya, orang yang sulit duduk diam dan pengennya hanya tiduran saja. Istilah itu juga sama untuk menyiratkan orang yang malas dan mudah menyerah. 

Berkebalikan dari sifat buruk itu, ada istilah hampang birit, yaitu orang yang ringan dan mudah disuruh atau diminta bantuan, cekatan dalam pekerjaan, bersegera dalam bergerak dan bekerja. Bahkan orang ini cenderung mengerti pada sebuah pekerjaan dengan segera mengerjakannya tanpa harus menunggu perintah. 

Orang model ini, di zaman modern adalah favourit HRD dalam setiap perusahaan. Karena karakternya membantu membangun dan memajukan sebuah perusahaan. 

5. Suka pilih-pilih

Orang yang bener-bener butuh rejeki maka ia akan lakukan apapun sebisa dan semampu dirinya untuk bekerja asalkan halal. Prinsip ini penting sekali dan harus dipegang, supaya rejeki lancar datangnya. Jika orang yang belum bekerja saja sudah pilih-pilih pekerjaannya, maka akan sulit rejeki datang.

Memang, idealnya, setiap orang bekerja sesuai dengan fesyen nya masing-masing. Namun, bagi pemula atau bagi orang yang belum punya pekerjaan, tentu tidak mudah. Mungkin langkah awal adalah mengerjakan apa saja yang bisa dilakukan asal menghasilkan uang sembari berjalan mencari posisi sesuai fesyen dia sendiri dalam bekerja. 

6. Suka Mengeluh

Mengeluh adalah larangan atau pantrangan. Tidak boleh seseorang mengeluh karena kerasnya hidup dan sulitnya rejeki. Sebab segala sesuatu sudah diatur dan sudah ada yang mengatur, yaitu Allah Subhanahu wata;ala. 

Sikap mengeluh berarti tidak bersyukur atas nikmat dan karunia yang diberikan tuhan. Hal itu tentu membuat tuhan murka. Rejeki datang pada orang yang Allah kehendaki, maka berbaik-baiklah dalam hablum minallah dengan berprasangka baik pada Tuhan dan menghindari sikap mengeluh. 

Mengeluh lebih dekat pada sikap pesimis dan mudah menyerah. Dan tentu rejeki tidak akan datang pada orang-orang dengan karakter demikian. Rejeki akan mudah datang pada orang-orang yang optimis, pekerja keras, dan pantang menyerah. 

7. Pelit atau terlalu hitung-hitungan

Terakhir yaitu yang ketujuh adalah sifat pelit. Ini juga penting dipahami sebagai salah satu penyebab tertutupnya pintu rejeki. Dalam islam disebut dengan sedekah yang memiliki hikmah dibukanya pintu-pintu rejeki dan datangnya balasan rejeki yang berlimpah dari Allah atas pahala bersedekah tersebut. 

Perlu dipahami pula bahwa menghindari sifat pelit bukan justru mendatangkan sifat boros. Harus ada keseimbangan antara bersedekah dan menabung. Dianjurkan bersedekah namun bukan berarti boros. Sebab di sisi lain, Allah juga tidak menyukai orang-orang yang boros, innallaha laa yuhibbul musrifin

1 comment for "Rejeki Macet, inilah Penyebabnya Menurut Kepercayaan Muslim Jawa"

Terimakasih Telah Berkunjung Dan Meninggalkan Komentar

Followers